Rabu, 07 September 2016

PENGERTIAN Teater Dan Jenis Teater



Istilah teater berasal dari kata Theatron, yang artinya "tempat di ketinggian" sebagai tempat meletakkan sesajian persembahan bagi dewa pada zaman Yunani Kuno.  Sedangkan dalam KBBI, teater adalah gedung atau ruangan tempat pertunjukan sandiwara, film, dsb. Namun pengertian tersebut berkembang yang kemudian teater tidak hanya berarti tempat, tetapi diartikan lebih luas menjadi segala hal yang dipertunjukkan di depan orang disebut teater. Teater adalah seni drama yang merupakan penampilan perilaku manusia dengan gerak, tari, dan juga dalam nyanyiannya terdapat dialog serta akting pemain. Dalam sejarahnya, Yunani tercatat sebagai bangsa pertama yang mengembangkan teater, tepatnya sekitar 2.500 tahun yang lalu.
Teater: Pengertian dan Jenis Teater 






Teater: Pengertian dan Jenis Teater
Jenis-Jenis Teater
Sekarang ini, jenis-jenis teater dibagi menjadi empat jenis, yaitu teater tradisional, teater modern, dan teater kontemporer, teater klasik Berikut ini penjelasan masing-masing jenis teater tersebut:



Teater Tradisional



Teater tradisional
Teater tradisional adalah teater yang dilahirkan dari, oleh, dan untuk tradisi masyarakat tertentu. Ia tumbuh dan diasuh oleh tradisi masyarakat setempat. Teater tradisional sangat dekat dengan masyarakat lingkungannya bahkan menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya. Teater tradisional adalah jenis teater yang diwariskan dari angkatan ke angkatan dalam jangka waktu yang panjang. Teater tradisional bisa dinamakan teater klasik, seperti; wayang orang, sendratari, lenong, ketoprak. Teater tradisional berfungsi  sebagai sarana upacara, hiburan, dan presentasi estetis yang berbaur menjadi satu dalam sebuah struktur sajian.

Teater tradisional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, misalnya bentuk dan cara penyajian, gerak fisik, latar (setting), serta irama pengiringnya.
  • Latar atau setting-nya masih sederhana.
  • Pertunjukan diselenggarakan di pentas terbuka.
  • Kaya akan pesan moral dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
  • Dialognya dengan improvisasi.





Teater Modern



Teater Modern
Teater modern adalah teater yang sudah ke luar dari pola-pola yang ada pada teater tradisional, terikat dengan pola naskah, skenario atau repertoar. Lakonan dipola oleh sistem penyutradaraan yang mutlak, dan mendapat pengaruh kuat dari perkembangan teater barat (dramaturgi). Teater modern telah berusaha menghilangkan unsur-unsur ritualnya hingga menjadi profan dan berfungsi untuk hiburan belaka. Pelaksanaan pertunjukan sudah terkoordinasi dengan baik, mulai dari memilih naskah, menentukan tempat pertunjukan, menata dekorasi pentas, serta kesan mewah lainnya.
Adapun ciri-ciri teater modern secara garis besar adalah sebagai berikut:
  • Pertunjukan telah dilakukan ditempat khusus, seperti di panggung dan penonton biasanya membayar.
  • Bahasa yang dipakai adalah bahasa nasional.
  • Fungsi teater adalah untuk hiburan.
  • Ada kebebasan berimprovisasi.
  • Timbul dari golongan elite atau kaum terpelajar.
  • Kebanyakan berisi kritikan terhadap kehidupan masa kini.



Teater Kontemporer



Teater Kontemporer
Teater kontemporer adalah karya teater yang mengandung sifat-sifat kekinian. Berkembang sebagai wujud kreativitas seniman teater untuk menemukan jati dirinya. Sehingga, teater ini berfungsi sebagai presentasi estetis yang senimannya hanya ingin mengomunikasikan gagasannya kepada penonton. Banyaknya penonton bukanlah target, tetapi kualitas penonton menjadi harapan para seniman. Walaupun jumlah penonton relatif sedikit, tetapi penonton tersebut adalah orang-orang yang paham betul pada teater serta bisa menangkap konsep garapan, itulah yang diharapkan. Bukan kemewahan yang ingin disampaikan oleh karya teater kontemporer, melainkan gagasan brilian yang senantiasa menjadi obsesi para seniman kontemporer ini. Oleh karena itu, teater kontemporer tidak pernah mengutamakan perangkat yang mewah, baik tempat, kostum para pemain, dan properti. Hal yang diutamakan adalah ide atau gagasan yang orisinal dan baru sehingga karya pertunjukannya menjadi pengetahuan bagi para penontonnya.

TeaterKlasik

Teater Klasik adalah suatu perkembangan seni yang telah mencapai tingkat tinggi baik teknis maupun coraknya. Kemapanan dari jenis Teater Klasik ini sebagai akibat dari adanya pembinaan yang terus menerus dari kalangan atas, seperti; Raja, bangsawan atau tingkat sosial lainnya. Oleh karena itu jenis kesenian klasik kebanyakan lahir dilingkungan istana (pusat kerajaan). Untuk jenis teater yang termasuk klasik, misalnya: Wayang Golek (Jawa Barat); Wayang Kulit dan Wayang Orang (Jawa Tengah dan Jawa Timur).

Cara pementasan Teater Klasik sudah tidak sebebas Teater Rakyat. Teater Klasik harus menuruti aturan-aturan etis (tata kesopanan) dan estetis (nilai keindahan) yang telah digariskan.
Sifat-sifat Karakter Dalam Seni Teater
Antagonis
Antagonis adalah karakter yang melawan karakter utama atau protagonis.Antagonis sering merupakan seorang penjahat atau hal lainnya yang merupakan konflik dengan protagonis. Antagonis biasanya jahat dan tidak baik serta sering membuat nilai-nilai negatif.
Protagonis
Protagonis (bahasa Yunani: protagonistes) adalah tokoh utama dalam buku, film, permainan video, maupun teater. Dalam literatur, protagonis adalah tokoh yang melawan antagonis. Protagonis sering merupakan seorang pemeran utama, kadang-kadang seorang jagoan atau hal lainnya yang merupakan konflik dengan antagonis.
Protagonis biasanya baik dan tidak jahat. Dalam beberapa cerita, tidak semua protagonis menjadi jagoan atau baik. Adakalanya protagonis bertingkah seperti antagonis yang kemudian dikenal sebagai anti-hero (anti-heroine untuk wanita). Protagonis tidak hanya mencakup tokoh utama, tetapi tokoh pendukung yang baik juga dikategorikan protagonis.
Tokoh protagonis membawakan perwatakan yang bertentangan dengan antagonis yang menyampaikan nilai-nilai negatif. Tokoh protagonis merupakan tokoh yang membawakan misi kebenaran dan kebaikan untuk menciptakan situasi kehidupan masyarakat yang damai, aman, dan sejahtera.
Tritagonis
       Peran tritagonis adalah peran yang menjadi penengah dan pendamai antara peran protagonis dan antagonis. Peran ini biasanya berwatak kalem, sederhana, berwibawa, bijaksana, dan memiliki wawasan yangluas.
      Untuk menguasai peran seorang tokoh atau pemeran dibutuhkan latihan keras yang terus-menerus, penghayatan yang tinggi, dan pengalaman yang banyak. Dengan begitu, ketika bermain, peran yang dimainkan dapat dikuasai dengan baik.

•  Deutragonis 
Deutragonis adalah tokoh lain yang berada di pihak tokoh protagonis. Peran ini ikut mendukung menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh protaganis. Contoh, peran Tumenggung Kent, Edgar, Cordelia dalam lakon  Raja Lear karya William Shakespeare. 



•  Foil 
Foil adalah peran yang tidak secara langsung terlibat dalam konflik yang terjadi tetapi ia diperlukan guna menyelesaikan cerita. Biasanya dia berpihak pada tokoh antagonis. Contoh, tokoh Perwira, Oswald, Curan dalam lakon  Raja Lear karya William Shakespeare. 
  
•  Utility  
Utility adalah peran pembantu atau sebagai tokoh pelengkap untuk mendukung rangkaian cerita dan kesinambungan dramatik. Biasanya tokoh ini mewakili jiwa penulis. Contoh: tokoh Badut dalam lakon Raja Lear karya William Shakespeare. 
1. Lenong (Teater tradisional nusantara dari Betawi)
Ada dua bentuk Lenong;
(1) Denes
Tontonan Lenong Denes lakonnya tentang raja-raja dan pangeran di suatu kerajaan, sekarang sudah jarang kita jumpai, karena hampir tidak ada penerusnya. Cerita-cerita yang dipentaskan pada Lenong Denes antara lain : Indra Bangsawan, Danur Wulan, Jula-Juli Bintang Tujuh, dan cerita-cerita lain yang diambil dari Cerita 1001 Malam, misalnya kisah Abunawas. Karena Lenong denes memainkan cerita kerajaan, maka busana yang digunakan oleh tokoh-tokoh pemerannya sangat gemerlapan, seperti peran raja, bangsawan, pangeran, putri, atau hulubalang. Akhirnya kata denes (dinas) jadi melekat pada cerita dan busana yang dipakai.

Adapun Bahasa yang digunakan dalam pementasan lenong denes bahasa adalah bahasa Melayu tinggi. Contoh kata-kata Melayu tinggi yang sering digunakan antara lain : baginda, tuanku, kakanda, adinda, daulat tuanku, beliau, syahdan, hamba dan lain sebagainya. Dialog dalam lenong denes sebagian besar dilakukan dengan nyanyian. Dengan cerita kerajaan dan berbahasa Melayu tinggi, para pemain lenong denes jadi tidak leluasa untuk melakukan humor. Agar pertunjukan tidak terlalu monoton dan bisa menampilkan kejenakaan, maka ditampilkan tokoh dayang atau khadam (pembantu) yang menggunakan bahasa Betawi. Adegan-adegan perkelahian dalam lenong denes tidak menggunakan jurus-jurus silat, tetapi tinju, gulat, dan main anggar (pedang).

Lenong denes biasanya dimainkan di atas panggung berukuran 5 x 7 meter. Penggunaan dekor atau seben untuk menyatakan susunan adegan-adegan. Misalnya ada dekor singgasana, taman sari, hutan, dan sebagainya. Musik pengiring teater lenong denes adalah gambang kromong. Dalam adegan perkelahian alat musik pengiringnya ditambah dengan tambur.


(2) Lenong Preman
Pertunjukan lenong Preman lakonnya tentang rakyat jelata, seperti yang kita kenal sekarang, pada awalnya, Lenong Preman dimainkan semalam suntuk. Karena jaman berkembang dan tuntutan keadaan, maka terjadi perubahan-perubahan.

Bersamaan dengan diresmikannya TIM (Taman Ismail Marzuki), lenong yang tadinya hanya dimainkan di kampung-kampung, oleh SM. Ardan, dibawa ke TIM, tapi waktu pertunjukannya diperpendek menjadi satu atau dua setengah jam saja.

Teater tradisional Betawi yang lain diantaranya adalah  Topeng Betawi, Topeng Blantek dan Jipeng (Jinong).
  • Lenong menggunakan alat musik Gambang Kromong
  • Topeng Betawi menggunakan alat musik Tabuhan Topeng Akar
  • Topeng Blantek menggunakan alat musik Tabuhan Rebana Biang
  • Jipeng atau Jinong menggunakan alat musik Tanjidor
  • Bahasa yang digunakan pada pertunjukan Lenong adalah bahasa Betawi.
  • Berdasarkan sejarahnya, Lenong mendapat pengaruh dari teater Bangsawan.
2. Longser (Teater tradisional nusantara di Jawa Barat)
Teater Longser berasal dari daerah Jawa Barat. Pengertian longser dapat kita lihat dari asal katanya, kata Longser berasal dari kata "melong" yang memiliki arti melihat dan "seredet" yang artinya tergugah. Secara umum Longser berarti  bahwa barang siapa yang melihat atau menonton pertunjukan tersebut, maka hatinya akan tergugah. Sama halnya dengan teater-teater tradisional yang lain, Longser dari Sunda ini juga bersifat hiburan yang sederhana, jenaka dan menghibur.

Tontonan Longser dapat diselenggarakan di mana saja, karena tidak memerlukan dekorasi yang rumit. Penonton bisa menyaksikan Longser dengan posisi duduk melingkar. Berbicara tentang sejarah longser, puncak popularitas teater Longser berada pada tahun 1920 – 1960. Tokoh- tokohnya, antara lain; Ateng Japar, Bang Tawes, Tilil Bang, Bang Soang, dan lain-lain.

Seni Longser yang sampai sekarang masih dilestarikan oleh beberapa kelompok seniman di Jawa Barat, Kesenian Longser saat ini dipadukan dengan kondisi jaman, selain untuk melestarikan seni budaya teater longser, sekaligus agar teater ini dapat dicintai dan diminati oleh generasi saat ini, agar seni tradisi ini dapat abadi dengan bumbu modernisasi yang tidak menghilangkan keaslian dari seni budaya itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar